MALUKUPOS – BMKG mencatat wilayah Sulawesu Utara merupakan wilayah subduksi dengan tingkat kegempaan tinggi. Setiap hari selalu ada gempa di Sulut tapi ada yang terasa dan tidak terasa.
“Setiap hari ada kejadian gempa, tetapi tidak semua masyarakat dapat merasakannya,” kata Kasie Observasi dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun Edward Henrry Mengko, yang dilansir Antara, Senin (6/5/2019).
Wilayah pemantauan gempa regional X, kata Edward mencakup bagian utara Kalimantan, sebagian Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Halmahera Utara, Maluku Utara hingga Kepala Burung, Papua.
“Setiap harinya gempa yang berhasil dianalisa regional wilayah X sampai sepuluh kali,” katanya.
Edward menjelaskan, di daratan Sulut terdapat beberapa sesar atau patahan, seperti sesar Gorontalo, sesar Kota Kotamobagu, sesar Amurang, termasuk sesar Manado. Selain patahan, Sulut dan wilayah sekitarnya juga berada pada beberapa lempeng aktif seperti lempeng laut Maluku di bagian utara (antara Sulut dan Halmahera Tengah).
Lempeng ini, memanjang dari Bitung, Ternate sampai ke Kabupaten Kepulauan Talaud, lempeng ini selalu melepaskan energi (gempa). Kemudian lempeng laut Halmahera, di atasnya ada lempeng laut Filipina yang ditekan dari arah timur oleh lempeng global Samudera Pasifik, selanjutnya lempeng laut Maluku dan lempeng laut Sulawesi.(detik/***)