Benarkah Menonton TV di Kamar Berbahaya bagi Kesehatan? Ini Faktanya

Lifestyle51 Views

Menonton televisi di kamar tidur sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang. Aktivitas ini dianggap sebagai cara mudah untuk bersantai setelah seharian beraktivitas. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa meletakkan TV di kamar dan menontonnya sebelum tidur dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, terutama terkait pola tidur, kondisi mental, dan kualitas istirahat.

Kamar tidur pada dasarnya dirancang sebagai ruang pemulihan tubuh. Ketika televisi hadir di dalamnya, fungsi ruang tersebut bisa berubah menjadi area hiburan yang justru membuat otak lebih aktif. Cahaya dari layar TV, suara tayangan, serta emosi yang muncul saat menonton dapat menghambat tubuh memasuki fase rileks yang dibutuhkan untuk tidur nyenyak.

Salah satu dampak paling umum adalah gangguan kualitas tidur. Banyak orang tertidur dalam keadaan TV masih menyala, padahal paparan cahaya—meski tidak terlalu terang—dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, tubuh sulit mencapai tidur dalam, sehingga seseorang bisa bangun dalam keadaan lelah meski tidur cukup lama.

Kebiasaan menonton TV di kamar juga membuat waktu tidur seseorang cenderung lebih mundur. Tayangan yang menarik atau kebiasaan menonton serial berjam-jam dapat membuat waktu istirahat terus tertunda. Jika hal ini terjadi berulang, pola tidur harian akan terganggu dan dapat menimbulkan efek lanjutan seperti penurunan konsentrasi, mudah lelah, hingga gangguan metabolisme.

Dari sisi psikologis, menonton TV sebelum tidur juga tidak selalu menenangkan. Konten yang bernada tegang, emosional, atau penuh konflik dapat memengaruhi mood dan membuat otak tetap terjaga. Bagi sebagian orang, tayangan tertentu justru memicu kecemasan dan pikiran berlebih, sehingga kualitas tidur semakin menurun.

Dampak lain yang sering luput dari perhatian adalah menurunnya interaksi sosial dalam rumah. Ketika kamar menjadi tempat utama menonton TV, waktu berkomunikasi dengan keluarga bisa berkurang. Aktivitas yang seharusnya dilakukan di ruang bersama beralih menjadi hiburan individual di kamar masing-masing.

Meski begitu, menonton TV di kamar tidak sepenuhnya harus dihindari. Aktivitas ini masih dapat dilakukan secara aman jika diatur dengan bijak. Beberapa ahli menyarankan untuk memberikan jeda sekitar 30 hingga 60 menit antara waktu menonton dan waktu tidur. Anda juga bisa memanfaatkan fitur timer agar TV mati otomatis sehingga tidak dibiarkan menyala semalaman. Memilih tontonan yang ringan dan tidak memicu stres juga dapat membantu menjaga suasana hati tetap stabil sebelum tidur.

Pada akhirnya, menonton TV di kamar boleh saja, asalkan tidak menggantikan fungsi utama kamar sebagai tempat istirahat dan pemulihan. Kesadaran dalam mengatur waktu, memilih konten, serta menjaga suasana kamar tetap tenang menjadi kunci utama agar kebiasaan ini tidak berdampak buruk bagi kesehatan.