Tidur pagi sering dianggap sebagai cara untuk mengganti waktu istirahat yang hilang pada malam hari, terutama bagi mereka yang begadang atau bekerja hingga larut. Namun, para ahli kesehatan menegaskan bahwa kebiasaan tidur setelah matahari terbit dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh jika dilakukan terus-menerus. Meskipun tubuh tetap tertidur, kualitas istirahat yang didapat tidak sama dengan tidur malam, dan inilah yang memicu berbagai gangguan kesehatan.
Gangguan Ritme Sirkadian Tubuh
Menurut pakar tidur, tidur pagi mengacaukan ritme biologis atau circadian rhythm—jam tubuh alami yang mengatur kapan seseorang harus tidur dan bangun. Ritme ini sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari. Ketika seseorang tidur pada pagi atau siang hari, tubuh menerima sinyal yang bertentangan, sehingga hormon tidur seperti melatonin tidak bekerja secara optimal.
Akibatnya, kualitas tidur menurun meski durasinya panjang. Tubuh sulit memasuki fase tidur dalam (deep sleep), yang seharusnya terjadi pada awal malam. Tanpa fase tidur ini, tubuh tidak mendapatkan pemulihan maksimal.
Meningkatkan Risiko Kelelahan dan Penurunan Konsentrasi
Ahli neurologi menjelaskan bahwa tidur pagi sering membuat seseorang bangun dalam keadaan pusing, lelah, dan tidak bertenaga. Hal ini terjadi karena tidur pada waktu yang tidak sesuai ritme tubuh menyebabkan otak bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri.
Akibatnya, seseorang dapat mengalami:
-
Konsentrasi yang menurun
-
Reaksi yang lebih lambat
-
Sulit fokus bekerja
-
Mudah merasa letih meski baru bangun
Fenomena ini dikenal sebagai sleep inertia, yaitu rasa “kantuk tersisa” yang membuat otak tidak bekerja optimal.
Risiko Gangguan Metabolisme
Sebuah studi kesehatan menunjukkan bahwa orang yang terbiasa bangun siang dan tidur pagi lebih rentan mengalami gangguan metabolisme. Hal ini mencakup risiko peningkatan berat badan, resistensi insulin, serta gangguan pengaturan gula darah.
Alasannya, tubuh tidak mendapatkan sinyal terang-gelap yang jelas, sehingga proses metabolik seperti pembakaran kalori, pengaturan hormon lapar (ghrelin dan leptin), serta keseimbangan energi menjadi berantakan.
Dampak pada Kesehatan Mental
Kurangnya paparan sinar matahari pagi juga berdampak langsung pada kondisi mental. Sinar matahari memiliki peran penting dalam memicu produksi hormon serotonin, yaitu hormon yang mengatur mood, rasa bahagia, dan energi positif.
Ketika seseorang lebih banyak tidur pagi dan bangun siang, produksi serotonin berkurang. Akibatnya, seseorang dapat mengalami:
-
Perasaan lesu dan tidak bersemangat
-
Mood yang mudah berubah
-
Kecenderungan cepat stres
-
Gejala mirip depresi ringan
Ahli psikiatri menyebut kebiasaan tidur pagi berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan mood.
Mengganggu Produktivitas dan Pola Hidup
Tidur pagi secara terus-menerus berdampak pada pola hidup secara keseluruhan. Waktu produktif di pagi hari terbuang, ritme aktivitas harian berubah, dan kebiasaan begadang menjadi sulit dihindari. Pada akhirnya, pola hidup menjadi tidak teratur dan menyebabkan kesehatan semakin menurun.
Kapan Tidur Pagi Masih Diperbolehkan?
Tidur pagi sebenarnya tidak sepenuhnya salah jika dilakukan karena kebutuhan khusus, seperti pekerja shift malam atau ibu yang harus bangun berulang kali mengurus bayi. Namun, ahli tidur menekankan pentingnya memiliki jadwal istirahat yang tetap dan lingkungan tidur yang mendukung meski tidur berlangsung siang hari.
Beberapa tips untuk tidur pagi yang aman antara lain:
-
Gunakan penutup mata agar cahaya tidak mengganggu
-
Redupkan ruangan dan atur suhu agar lebih sejuk
-
Hindari tidur terlalu panjang (idealnya 1–2 jam sebagai nap recovery)
-
Konsisten dengan jadwal tidur dan bangun
